Tradisi menurut WJS Poerwadaminto adalah segala sesuatu yang menyangkut kehidupan dalam masyarakat yang dilakukan secara terus menerus seperti adat, budaya dan kebiasaan dan juga kepercayaan. Pada wilayah Blitar khususnya Kota Blitar tradisi yang melekat pada masyarakat adalah adanya Peringatan Hari Jadi Kota Blitar, Grebeg Pancasila dan Peringatan Hari Lahirnya Presiden pertama Republik Indonesia. Ketiga acara ini sudah menjadi acara tahunan.
Pada peringatan hari lahir Pancasila di Kota Blitar diberi nama dengan "Grebeg Pancasila". Grebeg atau garebeg adalah upacara berkala yang diadakan masyarakat Jawa untuk memperingati suatu peristiwa penting. Grebeg Pancasila dimaknai sebagai peringatan Hari Lahir Pancasila serta wujud sebagai wujud syukur atas peran dan prestasi semua masyarakat yang ada di seluruh Blitar. Peringatan Hari Lahir Pancasila digelar sebagai bentuk dan upaya untuk menjaga ideologi bangsa, yaitu Pancasila.
Pelaksanaan Grebeg Pancasila ada 5 Â ritus yaitu Bedhol Pusaka, Malam Tirakatan, Upacara Budaya, Kirab Gubungan Lima dan Kenduri Pancasila.
Bendhol Pusaka
SumberÂ
Bendhol Pusaka adalah kirab lambang negara dan perlengkapan upacara dari Rumah Dinas Walikota Blitar menuju Kantor Walikota Blitar. Kirab tersebut dikawal oelh Bregodo Siji (Prajurit Satu), Bregedo Enem (Prajurit Enam), dan Bregodo Patang Puluh Limo (Prajurit empat Puluh Lima) yang melambangkan 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila.
Bendhol Pusaka bertujuan untuk mengenalkan masyarakat tentang sejarah lahirnya Pancasila. Sejarah pancasila digambarkan dengan foto Bung Karno sebagai salah satu Bapak Pendiri bangsa Indonesia.
Malam Tirakatan
Malam Tirakatan adalah suatu kegiatan pada Grebeg Pancasila yang dilakukan menjelang malam 1 Juni, kegiatan ini dilakukan untuk merenungkan kesalahan yang telah diperbuat agar tidak terulang kembali.Agenda yang dilakukan pada malam tirakatan seperti berdzikir, beramal sholeh, menghayati pentingnya Pancasila sebagai nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia serta mendoakan para pahlawan yang telah gugur khususnya para perumus Pancasila sebagai dasar negara.
Upacara Budaya Grebeg Pancasila
Sumber
Upacara Budaya adalah suatu kegiatan peringatan hari Lahir Pancasila yang diberi konsep militer yang dimofifikasi gerak dan tarian tradisional Jawa. Ritual Upacara ini diawali dengan Ladrang Grebeg Pancasila, rekaman pidato Bung Karno berkumandang sayup-sayup bersama Ketawang Ibu Pertiwi, disusul masuknya prosesi Gunungan Lima yang diibawa oleh Bregedo Siji, Bregedo Enem, Bregedo Patang Puluh Limo yang diiringi dengan gendhing Lancaran Bela Pancasila. Dalam Upacara Budaya ini terdapat janturan. Janturan merupakan refleksi  tentang kelemahan dan kesalahan di masa lalu, mengoreksi dari hal yang menyimpang dari nilai Pancasila. Janturan ditutup dengan gendhing Mars Semangat Juang 45 yang ditulis oleh Bung Karno.
Pembina upacara naik ke mimbar, seluruh peserta upacar menyanyikan lagu Indonesia Raya dan disusul tembang macapat. Setelah itu pagar ayu dengan langkah kapang gerak menyerahkan teks Pancasila yang dibacakan pembina upacara. Puncak upacara budaya berisi sabda kawentar yang berupa amanat pembina upacara. Pidato tahunan itu mengakhiri upacara budaya.