Beberapa guru yang sempat bergosip dengan saya, ada terlontar kata-kata pesimis. Umumnya dikarenakan mereka memang tidak memahami ilmu komputer, sedangkan ujian yang harus dihadapi adalah ujian onlne. Yang lebih parah lagi diantara mereka ada yang beranggapan negatif terhadap diadakannya ujian kompetensi guru tersebut.
1. Mereka menganggap bahwa karena alokasi dana yang selama ini sudah dianggarkan, sekarang sudah tidak ada lagi.
2. Akan berakhirnya masa kepemimpin bangsa yang oleh karena beliaulah sertifikasi ini bisa terselenggarakan, dan kalau beliau tidak memimpin lagi maka dikhawatirkan tidak ada dana. Dan nantinya pada saat pemilu menjelang, sertifikasi ini dapat dijual lagi untuk mengdongkrak suara si penggagas ide dari calon pemimpin yang baru.
Bagi yang berpandangan positif, mungkin karena mereka memiliki kemampuan dalam uji kompetensi yang digelar tersebut, beranggapan bahwa :
1. Agar guru yang menerima gaji sertifikasi adalah benar-benar guru yang memiliki kompetensi semua mata pelajaran, atau jelasnya lagi, guru-guru yang memang pintar. Tidak seperti sekarang ini semua guru, baik yang pintar maupun ang ala kadarnya menerima gaji sertifikasi. Padahal seorang guru belum tentu menguasai semua bidang studi, karena mereka umumnya spesialis pada satu atau dua mata pelajaran saja.
2. Mereka yang tinggal di kota menganggap kebutuhan mereka lebih besar daripada di desa, tapi sekarang ini tidak ada perbedaan malah yang di daerah terpencil menerima gaji lebih tinggi dari di kota.
Ini hanya opini saya dari beberapa guru yang mengeluh.