Revitalisasi Taman: Hasil Nyata Dari Visi Hijau Bandung
Dalam kurun waktu lima tahun, terbitlah keberhasilan dari usaha yang telah dilakukan oleh Ridwan Kamil. Banyak sekali taman-taman yang berhasil direvitalisasi maupun taman-taman yang baru dibangun. Uniknya, mungkin karena didukung latar belakang pendidikan Ridwan Kamil yang berkecimpung di bidang arsitektur, taman-taman ini sangat eye catching dengan infrastrukturnya yang menarik, sehingga turis dari dalam maupun luar negeri biasa datang untuk sekadar duduk santai menikmati suasana alam kota Bandung. Taman-taman ini juga kerap memiliki tema sendiri seperti Taman Superhero, Taman Musik, Taman Film, Taman Skateboard, dan Taman Cempaka dengan tema fotografi. Ada juga taman-taman yang sangat bermanfaat seperti Taman Lalu Lintas yang berperan sebagai taman edukasi tentang keselamatan lalu lintas dan Taman Lansia yang biasa digunakan untuk berolahraga di pagi dan sore hari. Juga ada beberapa taman yang biasa ramai dikunjungi saat weekend untuk bersantai ria dengan teman atau tempat bermain anak-anak seperti Taman Balaikota Bandung, Taman Alun-alun Bandung, dan Taman Jomblo.
Terbentuknya taman-taman ini seperti gebrakan baru untuk warga kota Bandung. Ada masanya dimana bermain ke Taman Balaikota seperti suatu trend untuk masyarakat setempat maupun luar kota atau luar negeri. Banyak dampak positif yang dirasakan dengan terbentuknya taman-taman ini, seperti membuat kita menjadi terdorong untuk meluangkan waktu bersama keluarga di hari libur untuk bermain ke taman dan juga menaikkan peluang ekonomi di sekitar area taman.
Namun, kebahagiaan ini tidak berlangsung lama. Setelah selesainya masa jabat Ridwan Kamil sebagai wali kota, perlahan-lahan taman di kota Bandung mulai rusak dan tidak terurus. Keruskan taman-taman ini dapat dilihat dari rumput yang mulai gundul dan tidak subur, pepohonan yang terlalu lebat, lantai yang pecah dan tidak layak dilewati, bangku taman yang kotor dan reyot, lampu-lampu yang mulai meredup bahkan padam. Dikutip dari republika, per 2019, jumlah taman kota yang membutuhkan perbaikan mencapai 60 persen. Contohnya di Taman Superhero dan Pet Park, besi-besi kursi di area bermain mulai berkarat dan keropos. Kondisi itu diperparah dengan rusaknya fasilitas taman bahkan sejumlah sarana pendukung lainnya dipenuhi coretan. Di Pet Park, suasana lingkungannya sudah ditumbuhi dengan rumput ilalang dan sekelilingnya sudah tak layak untuk relaksasi hewan. Di Taman Alun-alun Bandung, kebersihannya hanya bertahan selama tiga tahun, setelah tiga tahun diresmikan rumput sintetis mulai kusam dan sejumlah fasilitas seperti taman bunga serta taman bermain anak dibiarkan rusak. Sangat disayangkan dengan tingkat kerusakan yang cukup parah, masyarakat jadi merasa kurang nyaman sehingga terjadi pengurangan pengunjung yang cukup signifikan.