Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Pantaskah?

4 Juni 2013   19:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:32 109 1
Sahabat...
Ingatkah engkau hari itu
Hari ketika dua jari kelingking tangan kanan kita saling dikaitkan
Tawa renyah memecah suasana sambil kujabat uluran tanganmu
kemudian ucapan salam dan kata-kata ikhlas meluncur bagai anak panah
bahkan do'a-do'a pun saling kita mohonkan
dalam ruang jiwa kita meruah kebahagiaan
Seperti pasangan remaja
Jadilah kau dan aku sahabat,teman,tetangga,rekan kerja dan entah apa lagi nama sejenisnya.

Tiba-tiba entah dari mana bisikan itu datangnya
menyesakkan dada dan memerah padamkan muka
Aku melihatmu berbeda
kebahagiaannmu menjadi racun hidupku
cela dan aibmu adalah santapan lezat yang memuaskan nafsu kebencianku
wajahmu tak lagi sejuk kupandang
sebutan namamu membuat panas telingaku
bahkan kalau mungkin seluruh isi dunia tertawa sinis menghinamu

Yaa Illahi Rabbi...
Kukumpulkan seluruh sisa-sisa keberanianku memanggilMu
untuk bertanya masih pantaskah aku disebut sebagai sahabat,saudara
ketika darah dan nanah saudaraku terasa manis kureguk

Yaa Illahi Rabbi...
Dengan sisa nafas yang masih Engkau izinkan tuk kuhirup
kulambungkan roh suci ini tersungkur di Arrasy-Mu yang Maha Agung
Dalam penghambaanku yang murni kepadaMu
Maafkan dan ampunilah hambaMu ini.


Permata Biru, 3 Juni 2013

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun