Kemudian pada tahun 1929 Hubble menemukan fakta Expanding Universe, sehingga Konstanta Kosmologi itu dihapus oleh Einstein. Einstein mengakui itu sebagai blunder terbesar dalam karirnya.
Belakangan yaitu pada tahun 1998 ditemukan fakta baru tentang Accelerating Cosmos, bahwa semesta bukan saja mengembang tapi juga mengembang dengan kecepatan yang terus meningkat. Pada galaksi-galaksi terjauh kecepatan ekspansinya bisa setara dua kali kecepatan cahaya. Cahaya menjadi kecepatan tertinggi di semesta, tapi semesta sendiri bergerak dua kalinya. Ini seharusnya membawa konsekuensi yang besar pada Fisika.
Fakta tentang Accelerating Cosmos membuat Konstanta Kosmologi  dimasukkan lagi ke dalam Rlativitas Umum. Bila sebelumnya Konstanta Kosmologi merupakan faktor negatif dalam Persamaan Gravitasi Einstein, sekarang bernilai positif.
Moral dari kejadian ini adalah dalam Fisika, atau secara umum dalam sains, penting lebih dulu memahami mindset dan konsep sebelum memahami rumus dan memvalidasi hasil perhitungan. Terakhir baru memahami konsekuensi dari hasil perhitungan itu.
Fakta Expanding Universe menghasilkan konsekuensi Big Bang dan Cosmic Inflation. Sementara fakta Accelerating Cosmos membawa konsekuensi berupa Dark Energy.
Kronologi dari Big Bang sehingga sampai bentuk Semesta seperti sekarang tetap menjadi misteri besar. Sebagaimana asimetri matter-anti matter dan Dark Energy pun masih misteri besar.
Kita mencari bintang tertua di semesta dari galaksi-galaksi terjauh, padahal pada saat yang sama di galaksi kita pun, Bima Sakti, ada sejumlah bintang yang berumur 13 milyar tahun pada semesta yang berumur 13.8 milyar tahun. Bima Sakti mulai terbentuk tidak lama setelah Big Bang pada masa awal bintang-bintang pertama terbentuk sebelum era Reionisasi.
Di Bumi sendiri ada sejumlah besar Hlium 3 yang terperangkap di Inti Bumi, yang bisa diartikan bahwa pembentukan Bumi sudah dimulai hampir bersamaan dengan Big Bang.Â