Jauh sebelum Belanda membangun Batavia (kini Jakarta) tahun 1619, orang-orang Cina sudah tinggal di sebelah Timur muara Ciliwung tidak jauh dari pelabuhan itu. Mereka menjual arak, beras dan kebutuhan lainnya termasuk air minum bagi para pendatang yang singgah di pelabuhan. Namun, ketika Belanda membangun loji di tempat itu mereka pun diusir. Baru, setelah terjadinya Pembantaian Orang Tionghoa di Batavia (9 Oktober 1740), orang-orang Tionghoa ditempatkan di kawasan Glodok yang tidak jauh dari 'Stadhuis' (kini Museum Fatahillah) dengan maksud agar mudah diawasi.