Para pakar dari berbagai disiplin ilmu pun—sedikit demi sedikit—telah mengarahkan paradigma hijau di beberapa disiplin ilmu, sehingga nuansa hijau tidak saja hanya menjadi icon sehat, tetapi lebih pada kebutuhan untuk hidup lebih baik di lingkungan yang sehat. Hal ini dibuktikan dengan sebuah keunikan yang dapat dikatakan langka yang ditawarkan oleh seorang Jimly Assidique yang memunculkan kepermukaan suatu nuansa hijau dalam arena hukum Indonesia pada sebuah buku yang bertemakan green constitution yang berarti konstitusi hukum yang hijau. Dalam buku tersebut Ia menghadirkan suatu tatanan hukum-hukum yang terkonsentrasikan pada pentingnya suasana hijau disebuah lembaga konstitusi Negara.
Terlepas dari fakta yang menunjukan bentuk-bentuk kepedulian bangsa terhadap nuansa hijau tersebut, keniscayaan akan hadirnya sebuah nuansa hijau menghendaki setiap orang untuk ambil bagian dalam rangka mensukseskan gerakan hijau tersebut, tak pelak dengan gerakan hijau yang dilakukan setiap seminggu sekali di kampungku—Sebuah program permanen yang dimasukan di dalam rencana kerja ketua Rukun Warga dan stafnya yang secara kolektif didukung oleh masyarakat setempat untuk melaksanakan bersih-bersih disekitar halaman rumahnya.
Partisipasi warga sebagai bentuk dukungan atas program tersebut yang berpotensi pada kesadaran terhadap kebersihan menjadi factor utama untuk mensukseskan program hijau ini. Selain itu, dengan terlaksananya program tersebut tali persaudaraan dalam bermasyarakat pun dapat terbangun apik. Sehingga hijau tidak saja menyegarkan tubuh tetapi juga menyegarkan kehidupan dalam bermasyarakat.
Rutinitas warga yang dilakukan setiap minggu pagi ini telah mendapat dukungan dari pemerintah lokal dengan membagi-bagikan seribu macam tanaman untuk di tanam disekitar halaman rumah yang berada di pinggir jalan—baik jalan-jalan utama ataupun di jalan-jalan gang. Secara biologis, system pernafasan kita membutuhkan banyak karbon dioksida (O2) agar saluran pompa darah dari jantung dapat berjalan dengan baik. Untuk itulah, lingkungan yang didominasi dengan nuansa hijau lebih berpotensi O2 ketimbang wilayah yang akan minim tumbuhan hijau.
Pemerintah sebagai elemen utama yang berperan penting terhadap terwujudnya nuansa hijau tersebut telah mengapresiasi program hijau tersebut dengan menganugerahi lingkungan yang paling hijau dengan piala adipura. Hal ini menjadi realitas konkrit atas pentingnya nuansa hijau dilingkungan kita. Untuk itu, sebagai bangsa yang peduli dengan lingkungan yang sehat, sudah selayaknya mendukung program pemerintah tersebut dengan melaksanakan program-program yang mengarah pada penghijauan dan kebersihan, seperti yang dilakukan dikampungku.
Dengan terlaksananya kegiatan hijau tersebut—mulai dari lingkungan Rukun Warga hingga Provinsi—maka potensi terhadap kelangsungan simbiosis mutualisme pun dapat berjalan dengan semestinya. Dan dengan terjadinya simbiosis mutualisme tersebut, maka sekurang-kurangnya dapat meminimalisir jumlah penghuni rumah sakit yang secara sepihak merugikan seseorang secara financial.