Ruang kelas, dari sisi pinggir tengah menuju timur depan, yang terlihat hanyalah sorotan cahaya redup yang datang dari samping barat terbias oleh cermin dan kaca-kaca jendela.Tak ada sunyi, sebab obrolan usai transfer adaptasi ilmu pengetahuan pagi itu cukup hangat dan menghangatkan. Sejak melangkah dari pekarangan rumah, sepanjang jalan, hingga sampai ke tempat sekolah, selalu saja ada bahan untuk diperbincangkan, dipertanyakan, atau dipernyatakan. Dengan berseragam merah putih bertopi dan berdasi, usai upacara bendera, selalu saja seluruh siswa berhamburan bebas menuju ruang kelas itu. Atau mereka mesti berkunjung ke ruang kelas lainnya sebab sejarah atau aktivitas meningkatkan daya ingat adalah sebuah bentuk penghargaan untuk memulai dan kembali lagi ke ruang kelas terakhir. Tentu saja mereka tidak lama-lama di ruang kelas itu, hampir tak serupa dengan kisah al-kahfi yang beberapa tahun kemudian dikenal sebagai sebuah kisah religious yang cukup mengagetkan nilai sejarah. Mereka tidak bisa dijangkau oleh akal sederhana semata, namun juga mesti diiringi dengan keyakinan dan kepercayaan yang tulus, yang hanya hadir manakala kesadaran mempergunakan akal sehat sejalan dan seirama dengan kesadaran memahami berbagai bentuk dan warna-warni yang melingkupi alam sekitarnya.