Car free day diadakan di jalan utama Kota Solo yang diadakan setiap Minggu pagi tidak dipungkiri menjadi tempat terbuka bagi publik/ masyarakat untuk bersosialisasi, berinteraksi, dan menumbuhkan semangat persatuan dalam keberagaman. Beragam komunitas berjumpa untuk menampilkan eksistensi mereka; kelompok penggiat seni, mayarakat peduli autis, pecinta buku, dan penyayang binatang pada acara itu keluar untuk menujukkan eksistensi mereka dan secara langsung atau mengajak masyarakat untuk mau menjadi anggota kelompok.
Salah satu kelompok yang menggelitik saya adalah kelompok penyayang ANJING. Anjing yang mereka bawa, dari bentuk, dan warna, pastilah berharga mahal. Dari raut wajah anggota kelompok ini tersirat kebanggan memiliki peliharaan ANJING macam begini. Saya tidak ingin memperkirakan berapa nilai ANJING dan biaya pemeliharaannya dalam satu bulan.
Saya menulis kata ANJING dengan hurup besar sekedar untuk mengingatkan bahwa ANJING, sebagus-bagus apapun bentuknya, seindah apapun bulunya, selucu apapun tingkahnya, semahal apapun harganya, serajin apapun perawatannya tetaplah binatang, dan bagi Umat Muslim di hukumi seluruhnya najis yang paling najis, najis senajis-najisnya.
Saya menghimbau kepada Warga Negara Indonesia pemelihara anjing, terutama anjing yang mahal dan memerlukan biaya perawatan yang juga tidak sedikit, yang:
a.Tinggal di lingkungan yang mayoritas warganya menhukumi anjing sebagai hewan najis, untuk tidak mengajak anjingnya bersosialisasi dengan masyarakat sekitar terutama di ruang publik, demi untuk kenyamanan bersama. Dengan kehadiran anjing kalian, mereka yang menganggap najing sebagai hewan najis akan menjadi tidak nyaman. Bila kalian tidak membawa anjing, tidak berkuranglah kenyamanan kalian.
b.Memiliki pembantu rumah tangga/ pemelihara anjing kalian, tanyakanlah kepada diri kita, bijakkah kita mengeluarkan biaya untuk memelihara anjing lebih besar dari pada gaji yang kita berikan kepada pembantu rumah tangga/ pemelihara anjing, yang telah membantu meringankan pekerjaan kita.
c.Menghendaki kemuliaan hidup, untuk menjual anjingnya dan mendonasikan harga jual anjing tersebut beserta biaya perawatannya perbulan kepada lembaga-lembaga pendidikan, memberi kesempatan kepada saudara kita sebangsa untuk mendapatkan pendidikan. Dengan demikian kalian memiliki andil mengurangi berkembangnya premanisme yang muncul sebagai akibat dari ketidak terserapnya mereka di lapangan pekerjaan dikarenakan tidak memadainya pendidikan.
d.Bila anjing kalian adalah anjing pemburu, hibahkanlah kepada POLRI. Dengan demikian kalian telah berjasa memperkuat lembaga tersebut, sebagai wujud kecintaan kalian pada negeri yang telah memberi kalian kesempatan memiliki apa yang sekarang kalian miliki. Atau berikanlah kepada saudara kita yang berada di masyarakat yang mayoritasnya tidak menghukumi anjing sebagai binatang yang najis senajis najisnya, misal saudara kita di pedalaman yang masih menggunakan anjing sebagai mesin pemburu untuk mendapatkan buruan demi menghidupi keluarga mereka.
Akhirnya, saya ketengahkan cerita adanya anjing yang mengikuti pendahwah yang sabar dan ikhlas berdakwah memasuki surga dihentikan di pintu dan tidak diperkenankan masuk oleh penjaga. Si anjing protes keras, disampaikan kepada penjaga bahwa semasa hidup anjing ini selalu mengikuti kemanapun pendakwah pergi. Cemoohan, hujatan, gembyuran air, dan beragam makian dari orang-orang yang dialamatkan kepada pendahwah juga dirasakan oleh anjing. Mendengar ini, penjaga mengatakan: Masuklah, karena aku lihat kau mencintai mereka. Lihatlah anjing ini dikumpulkan dengan orang yang dicintai! Jangan karena cerita ini kalian memelihara anjing, apalagi kalian pelihara karena kalian menyayanginya ..... ada yang lebih berhak membutuhkan kasih sayangmu dari pada ANJINGmu. Solo 18/04/13