ketika awan hitam mulai memudar, matahari sudah hampir tiba waktunya untuk singgah di belahan dunia yang lain. meninggalkan kegelapan disini. bulan yang belum tentu hadir menerangi malam, tidak membuat khawatir tidak seperti dulu, sekarang banyak benda yang bisa memancarkan cahanya dengan caranya.
dari lantai dua, aku menatap sempit luar jendela. nampak beberapa ujung pohon yang terombang-ambing oleh angin. belum juga puas menerpa dedaunan, angin tersebut berlari menabrak tirai kamar membuatnya terpontang panting ke kanan dan kiri.
teman-teman mulai berdatangan pulang ke rumah membawa celotehan- celotehan mengusir sepi yang sedari tadi diam membisukan rumah.