menuju satu tempat yg selalu aku tahu
tanpa ragu aku terus mengayuh
tak kenal rasa pilu
saat itu
tak terasa sudah kilometer dua puluh
aku terdiam di seberang sebuah warung
yang sangat aku rindu
yah.. warung kelontong itu
haus sudah lenyap saat kuminum
meski tanpa mahkluk itu muncul
hatiku sudah tentu
pasti semburat kelu
kapankah lagi aku bisa begitu
mengenalmu
entah duapuluh tahun
tiga puluh tahun
ataukah esok
Atau kapan itu
aku tak tahu
just for you my friend..