Kota batu merupakan sentra usaha kecil menengah di Jawa Timur. Menurut data PEMKOT Kota Batu, sektorUsaha Kecil Menengah (UKM)telah menjadi salah satu penopang utama Pendapatan Asli Daerah atau PAD Kota Batu. Salah satu produk unggulannya yaitu produk sari buah. Sari buah merupakan olahan dari beragam jenis macam buah yang kebanyakan tergolong jenis perishable food. Namun, meskipun sudah dilakukan proses pengolahan buah menjadi sari buah, produk tersebut masih dapat mengalami kerusakan. Oleh karena itu, UKM sari buah di kota batu kebanyakan menggunakan bahan pengawet yang dapat memperpanjang umur simpannya.
Disisi lain, terdapat salah satu UKM yang memiliki perhatian besar terhadap kualitas dan khasiat kesehatan produk bagi konsumen. CV Bintang Putra Mandiri, terletak di jalan Panderman merupakan UKM yang memproduksi sari temulawak dengan tidak menggunakan bahan pengawet tambahan. Arisandi, pemilik UKM menuturkan bahwa pada produknya tidak menggunakan bahan pengawet seperti natrium benzoat karena dapat mengubah cita rasa produk. Ia mengatakan bahwa proses pengawetan yang dilakukan di UKM-nya adalah dengan menggunakan sterilisasi dua kali, yaitu ketika pemasakan sari dan setelah proses pengemasan (produk dan kemasan). Akan tetapi, hal tersebut dirasa kurang optimal dikarenakan masih terdapat banyak produk yang rusak sehingga banyak komplain dari konsumen. Selain itu, disebutkan oleh Dr. Teti Estiasih, STP., MP, bahwa proses sterilisasi menggunakan panas pada produk dalam kemasan dikhawatirkan dapat menyebabkan migrasi monomer kemasan ke produk yang akan berbahaya bagi kesehatan.
Berlatar belakang dari hal tersebut, lima mahasiswa FTP, Universitas Brawijaya, gabungan dari jurusan THP dan TEP, Aryanis Mutia (2012), Feri Ardi (2012), Deviana Hadriati (2012), Hakim Alkausar (2011), dan Ahmad Yasir Huda (2011), dibantu dosen pembimbing Dr. Teti Estiasih, STP., MP., menggagas suatu inovasi teknologi mesin pengemas aseptis dengan kejut listrik dan lampu ultraviolet yang dapat diterapkan pada UKM sari buah atau sari rempah. Sehingga dapat meminimalisasi penggunaan bahan pengawet tambahan untuk memperpanjang umur simpan produk. Mesin ini mereka sebut ASPACK (Automatic of Aseptic Packaging).