Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Lampu di Sepanjang Jalur Yogya–Klaten Memang Kurang Terang Ya?

15 Oktober 2010   02:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:25 218 0
[caption id="attachment_290124" align="alignleft" width="240" caption="ilustrasi : www1.patikab.go.id"][/caption] Saya sudah beberapa kali melewati jalur Yogya-Klaten, tapi biasanya siang hari. Jadi belum pernah mengetahui suasana jalan di sana pada saat malam hari. Ternyata di sepanjang jalan terlihat gelap ya, kayaknya lampu jalan yang dipakai sebagai penerang baik di jalan maupun depan rumah penduduk di sepanjang jalan remang-remang. Bahkan ada beberapa titik yang tidak memakai lampu penerang. Apa memang seperti itu ya? Pada waktu libur lebaran sekitar sebulan yang lalu, saya beserta saudara-saudara dari Pati berkunjung ke rumah saudara di Klaten yaitu buliknya bapak saya, atau kalau saya sih memanggilnya dengan sebutan mbah. Sudah lama sekali kami tidak berkunjung ke sana, karena itulah pada saat liburan kemarin benar-benar saya sempatkan. Kami berangkat dari Pati selepas subuh dengan menyewa satu mobil. Sengaja kami berangkat pagi-pagi sekali karena ingin mampir ke beberapa tempat dulu sebelum sampai di Klaten, antara lain Magelang dan Yogyakarta. Setibanya di Magelang, kami mampir sebentar ke Candi Borobudur, ya paling-paling di sana hanya 2 jam. Sehabis dzuhur mobil kami langsung meluncur ke arah Yogyakarta. Rencananya sih di sana ingin melihat-lihat sepanjang jalan Malioboro, tapi ternyata di sana lalu lintas dan pengunjung padat sekali, maklum musim liburan. Sampai-sampai kami parkir di stasiun Tugu, karena sudah memutari sebanyak 3 kali sepanjang malioboro tapi tidak menemukan tempat parkir yang kosong. Rencana mampir ke Parangtritis juga dibatalkan karena sudah kesorean dan langit mendung. Kami harus mampir ke kos adik sepupu saya yang terletak di Jalan Janti untuk menaruh barang-barang, dia baru mulai kuliah tahun ini di AKAKOM. Di kos sepupu saya di Jalan Janti juga hanya sebentar, adzan magrib sudah terdengar dan kami memang terburu-buru. Langit mendung dan tak berapa lama kemudian turun hujan, sehingga suasana menjadi sangat gelap padahal jam masih menunjukkan pukul 18.00. Saya melihat ke arah luar kaca mobil, suasana begitu gelap. Ini karena hujan atau lampunya gak terang ya, pikirku dalam hati. Ternyata saudara saya juga berpikir demikian. Memang saya lihat di sepanjang jalan, lampu yang dipakai remang-remang bahkan ada yang tidak pakai lampu, beda sekali dengan daerah Pantura meskipun melewati pinggiran kota atau persawahan tapi lampu jalannya cukup terang. Ini memang sengaja atau gimana sih? Atau memang salah satu cara pengiritan listrik ya. Terus terang kemarin kami agak kesulitan menemukan alamat rumah saudara kami di Bendogantungan tersebut, apalagi dalam suasana gelap seperti itu. Sampai-sampai ditelpon berkali-kali karena takutnya tersasar. Dan memang benar, beberapa kali kami salah belok, memang patokannya agak susah ditemukan untuk yang tidak terbiasa. Akhirnya kami tiba di tempat tujuan pada saat isya. Saya sudah menanyakan ke teman saya yang asli Klaten, apakah daerah Klaten itu memang gelap di sepanjang jalannya. Katanya sih kalau daerah Prambanan dan sekitarnya memang begitu karena masih desa dan banyak sawah, kalau di kotanya sih enggak. Tapi waktu dilihat di siang harinya, kayaknya sudah cukup banyak rumah penduduk koq. Harusnya mereka kalau pasang lampu yang terang ya. Lampu jalan juga harusnya diperbanyak supaya jalanan tidak gelap. Supaya orang-orang tidak kesasar lagi ketika cari alamat hehehe... Salam kompasiana Bogor, 15 Oktober 2010

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun