Salah satu kebudayaan dan termasuk pondasi Negara yang hampir punah adalah gotong royong. Tak pernah lagi kita temui senyum ramah penduduk yang penuh ketulusan dan persahabatan di wajah mereka yang. Tapi kini yang ada wajah penuh kecurigaan atas orang-orang yang tidak mereka kenal, walau masih ada sebagian yang memperlihatkan senyum ramah penuh persahabatan. Coba tengok sebentar di pemukiman sekitar kita, masih adakah masyarakat yang menggalakkan system gotong royong. Kalaupun ada, itu dilakukan karena terpaksa tidak enak dengan lingkungan. Sementara dengan tetangga kita sendiri aja terkadang tidak pernah tau siapa namanya. Rasa individualisme mulai merasuk kedalam diri kita sehingga kita mulai acuh tak acuh terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitar kita.
Padahal dengan bergotong royong kita mampu mengikat rasa persaudaraan dan rasa saling memiliki dan menghormati segalah perbedaan diantara kita. Jika ada diantara saudara kita yang kesusahan kita juga ikut merasakan kesusahannya, sehingga kita bahu membahu meringankan kesusahan yang mereka alami tanpa mengharapkan pamrih sedikitpun.
Lihatlah sekarang rasa individualisme lebih mendomisasi pribadi dan para pejabat kita. Kalaupun masih ada system gotong royong pada pejabat kita tapi selalu bersifat negative yaitu bergotong royong dalam mengkorupsi uang rakyat.
Semoga negeriku mampu bangkit dari keterpurukan dan menghidupkan kembali system gotong royong yang kini hampir punah ;
Jayalah Indonesia ku.