Aromamu masih tetap mewangi
Pahit dan manis setiap sruputan masih terasa
Pagi ini kunikmati kopi lajang terakhirku
Janur kuning melengkungkan senyuman
Elok gemulai biduan mengoyang pinggul
Lalu lalang tamu datang dan pergi
Masih tetap kusruput kopi lajang terakhirku
Ketika akad telah dilafadskan
Ketika dua raga telah disandingkan
Ketika dua jiwa telah bersatu
Saat itu teringat kopi lajang terakhirku
Kini, kopiku tak lagi hitam
Kini, kopiku tak lagi pahit
Kini, kopiku tak lagi lajang
Tapi aroma kopiku masih mewangi
Kopi hitamku sekarang cokelat
Kopi pahitku sekarang manis
Lebih nikmat dari kopi lajang terakhirku
Racikan Kopi susu istriku
Pabiringa, 23 Juni 2018 (H)
Aryadi Nurfalaq