Seekor burung perkutut hinggap dengan kaki ‘paserinnya’ bertengger diantara dua tiang bambu yang menopang beranda warung kecil itu. Tubuhnya tirus  kebelakang dengan paruh yang meruncing panjang berwarna abu-abu biru. Bulu pada sisi luar ekornya berwarna kehitaman dengan ujungnya berwarna putih cerah. Matanya yang bulat sempurna tak tampak was-was meskipun aku tak jauh duduk dekat dirinya.
KEMBALI KE ARTIKEL