Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature Pilihan

Bencana Lingkungan Tahunan Kabut Asap

13 Oktober 2014   21:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:11 296 0

Running text berita di sebuah televisi swasta sekitar dua minggu lalu menginformasikan terdapat 333 titik api di Kalimantan Tengah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui siaran pers mereka menyatakan terdapat 286 titik api di Sumatera dimana 160 di antaranya berada di Riau. Di Kalimantan khususnya di Kabupaten Kutai Barat, sejak 2 minggu terakhir ini asap menyelimuti hampir semua area. Konon asap itu adalah asap kiriman dari Kalimantan Tengah. Jika membandingkan dengan kondisi 4 tahun ke belakang, kabut asap kali ini meningkat berkali kali lipat. Penerbangan perintispun juga menghentikan operasinya karena kabut asap membuat jarak pandang saat take off dan landing menjadi amat terbatas. Di tahun tahun sebelumnya, kebakaran hutan juga terjadi tetapi dalam jumlah kecil yang tidak menimbulkan kabut asap dalam jumlah masif baik kuantitas maupun wilayah penyebarannya. Umumnya pembakaran hutan dilakukan untuk bercocok tanam dan sifat pembakarannya acak serta areanya tidak luas. Peningkatan drastis jumlah lahan yang dibuka dengan cara dibakar mungkin ada hubungannya dengan lesunya bisnis tambang akibat anjloknya harga batubara sejak 3 tahun terakhir. Banyak perusahaan tambang batubara yang tutup atau kalaupun masih beroperasi mereka memperkecil target produksi. Akibatnya jumlah alat dan manusia yang dibutuhkan juga harus dikurangi seiiring dengan pengurangan produksi. PHK terjadi di mana mana dan para pekerja tambang yang diPHK lalu menggunakan pesangon mereka untuk modal membuka perkebunan karet maupun kelapa sawit. Cara yang paling mudah dan murah untuk membuka lahan adalah dengan cara membakarnya dan karena pembakaran dilakukan hampir serentak dan dalam jumlah banyak maka jumlah asap yang dihasilkan pembakaran lahan itu juga menjadi meningkat drastis.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun