Bukankah seharusnya mendapatkan kedamaian
Dalam lingkungan kasih dan sayang?
Tapi, kenapa hal itu begitu sulit?
Apakah impulsif diri sukar dikendalikan?
Sehingga selalu membahas hal
Yang sejatinya sudah ditinggalkan?
Kenapa masih pusing-pusing?
Apa belum sepenuhnya pergi?