Kisah-kisah serupa banyak diceritakan. Â Salah satunya cerpen yang dimuat di buku Cerpen Pilihan Kompas Tahun 2014. Buku yang sampulnya dua balita telanjang saling tegur sapa; menyeruak dari dalam bilik pokoknya itu. Kumpulan cerpen di buku ini, dengan salah satu cerpen di buku pilihan Kompas tersebut, sama-sama menyadarkan kita bahwa kisah-kisah heroik era reformasi tidak seindah bayangan. Berselimut romansa dan patriotisme. Kenyataannya, Â pahit dan getir. Demi demokrasi. Demi rakyat Indonesia. Â Yang sayangnya, para martir demokrasi itu bahkan tidak dikenal oleh rakyatnya sendiri.
KEMBALI KE ARTIKEL