Konvoi bus kami meneruskan rutenya. Kali ini siputnya sudah mati. Jalannya sudah secepat kendik yang memburu bokong orang. Adrenalin kami mulai berpacu. Beruntng kesehatan mental kami masih wajar. Tidak ada yang sempat berpikir hal-hal suicidal. Setidaknya kecepatan celeng ini menyejukkan kegelisahan kami soal waktu tempuh. Tentu kalau waktu tempuhnya lama, nanti kami tidak bisa puas bermain di lokasi tujuan kami. Kecepatan siput tadi cukup membangkitkan semangat pesimisme jiwa kami. Beruntung, siputnya mati.
KEMBALI KE ARTIKEL