Pada kesempatan kali ini penulis akan lebih lanjut menjelaskan mengenai fundamentalisme islam atau bisa dikatakan islam politik yang merupakan sebuah paham yang bermaksud mempertahankan ajaran dasar Islam, menjauhkan dari segala bentuk tahayyul, bid'ah dan khurafat. Sebenernya jika dilihat hal ini berakar pada kebangkitan agama kontemporer dalam kehidupan pribadi dan publik. Kemudian hingga saat ini yang paling populer di kalangan negara Barat setelah terjadinya revolusi Iran tahun 1979. Menurut E. Marty (1991), fundamentalisme islam dapat terbagi pada dua prinsip. Yang pertama, memiliki prinsip perlawanan (opposition), yaitu perlawanan terhadap segala bentuk yang dianggap membahayakan eksistensi agama, apakah dalam bentuk modernisme, sekularisme maupun westernisme. Kemudian yang kedua, adalah penolakannya terhadap heurmenetika. Kelompok fundamentalis menolak sikap kritis terhadap teks dan interpretasinya karena nalar dianggap tak mampu memberikan interpretasi yang tepat terhadap teks.
KEMBALI KE ARTIKEL