Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Lokomotif

12 Maret 2011   15:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51 49 0
Kini senja menguning merona memancar ke segala arah

seiring tenggelamnya Dewa Ra' di puncak Gunung Fuji.

Perlahan-lahan hilang bersama sajak-sajak siang tadi.

Hujan menetes membasahi jalanan Kota Tokyo

mengalir menuju sketsa-sketsa tak terjamah.

Hati merindu kekasih di awang-awang

setelah seabad kucarinya jua.

Nun jauh lokomotif tua terseok-seok tersenyum seakan tiada duka.

Padahal sudah tiga abad kupeluknya erat-erat dengan airmata.

Ah, lokomotif segera berangkat.

Tunggulah dinda, kubawa kabar dari negeri sebelah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun