Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Janganlah Putus Asa, Harapan Itu Masih Ada

28 Mei 2013   16:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53 534 1
" Dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat serta pertolongan Allah. Sesungguhnya tidak berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah itu melainkan kaum yang kafir". (QS Yusuf : 87)

Saya sangat bersedih mendengar kawan sekantor mendapatkan musibah hari ini. Anak laki-lakinya tertua yang baru berumur 16 tahun mengakhir hidupnya dengan bunuh diri. Tidak tahu karena apa, namun apapun alasannya tidak dibenarkan dalam agama. Bahkan, Rasul Allah sallAllah alaihi wassalam mengabarkan 14 abad yang lalu bahwa barangsiapa yang bunuh diri tidak akan diampuni Allah, sebagaimana disebutkan dalam Surah Yusuf ayat 87 diatas.

Di Al-Qur'an juga Allah telah mengabarkan kepada kita tentang akhir balasan bagi orang-orang yang mendzalimi diri sendiri ketika di dunia (yaitu orang-orang yang tidak mau berhijrah dari Mekkah ke Medinah, sehingga akhirnya luntur imannya dan mati dalam kemusyrikan). Mereka terpaksa kandas di Jahannam. Ketika ditanya kenapa kok sampai kesitu. Mereka berargumentasi bahwa "dulu kami orang lemah di bumi". Artinya tidak punya kekuasaan dan pengaruh, sehingga ikut-ikutan arus yang berlaku di masyarakat. Allah menegur mereka "Bukankah engkau dapati bumi Allah itu luas sehingga engkau berhijrah di bumi".

Benar, bumi Allah itu luas. Peluang perbaikan masih ada. Kesempatan itu masih ada. Peluang dan kesempatan itulah yang coba dimanfaatkan oleh partai dakwah PKS. Bumi Indonesia itu kaya dan luas, namun rakyatnya mayoritas miskin dan lemah karena Indonesia belum dikelola oleh orang-orang yang amanah. Didirikannya Partai Keadilan (PK) dan PKS adalah karena idealisme anak-anak muda bangsa yang terdidik dan melek politik untuk mencoba mengubah arus kehancuran yang menimpa bumi Indonesia karena ulah para koruptor yang menggerogoti bangsa selama puluhan tahun. Nama keadilan dipilih karena karena kata "keadilan" merepresenasikan risalah Islam untuk menegakkan keadilan di muka bumi. Penggabungan kata "keadilan" dan "sejahtera" karena diharapkan dengan ditegakkannya nilai keadilan maka otomatis rakyat akan sejahtera, karena bumi Indonesia itu kaya.

Berbagai tuduhan korupsi yang menimpa tokoh PKS dan memojokkan PKS secara umum, hakekatnya adalah upaya "fight back" sistem dan masyarakat korup yang tengah "diterapi dan diobati" oleh PKS. Strategi jitu mereka adalah melawan misi keadilan PKS dengan merusak imajnya, sehingga masyarakat dipaksa untuk mengambil kesimpulan bahwa PKS sama saja dengan partai yang lain, cuma nyari kekuasaan, harta dan wanita.

Insya Allah, saya yakin upaya merusak imaj PKS akan gagal. Karena PKS berbeda dengan partai-partai lainnya. PKS adalah partai dakwah.  Tujuannya adalah ridha Allah, bukan keridhaan manusia. Karena prinsip yang dipegang PKS adalah ayat Allah: "Katakanlah: Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku untuk Allah Rabb semesta alam". PKS menjadikan politik hanya sebagai wasilah (media) da'wah. Yakni dengan aktif di badan legislatif dan eksekutif, diharapkan dapat melakukan perbaikan yang lebih optimal terhadap sistem pemerintahan dan masyarakat. Banyak tuntutan dakwah tidak bisa dilakukan kecuali harus mengubah sistem yang ada seperti produk undang-undang, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.

Tantangan PKS memang berat. Maka seyogyanya kita bantu. Kalaulah banyak kekurangan di PKS, itu wajar. Mereka manusia biasa seperti kita; mereka bukan malaikat. Maka hendaklah ditegur dan dibantu dengan masukan ide dan kritik. Kalau ada oknumnya yang kena kasus, ya biarlah dia mempertanggung-jawabkan kasusnya di depan hukum. Dan biarkan PKS jalan terus menuntaskan misinya. Masih banyak kok kader PKS yang tetap istiqamah dengan idealisme dan komitmen mereka kepada nilai-nilai Islam.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun