Ketika berbicara soal sastra, seringkali kita dengan sepele mengaitkan istilah tersebut hanya dengan produk-produk sastra yang sering kita temui, seperti puisi maupun prosa. Sementara itu, kita mengonsumsi karya-karya tersebut tanpa pernah merefleksikannya secara holistik dan komprehensif. Sebelumnya, kita perlu memahami etimologi dan pengertian kata sastra. Jika mengacu pada penuturan Teeuw (1988, hal. 23), sastra berasal dari akar kata sas (Sansekerta) yang berarti mengarahkan, mengajar, memberi petunjuk, dan instruksi. Dalam perkembangan penggunaannya, kata sastra acap kali dikombinasikan dengan prefiks “su” menjadi susastra, yang diartikan sebagai hasil ciptaan yang baik dan indah.
KEMBALI KE ARTIKEL