Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Antara Rumi, Laila Majnun, & Soe Hok Gie

15 Juli 2013   23:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:30 428 1
Entah bagaimana memulainya, sepertinya aku melarut pelan dalam syair-syair cinta para pecinta. Semesta syair cinta Jalaluddin Rumi melingkupi segenap dimensiku. Tak tahu kemana mesti aku bersembunyi dari indahnya, elok nian jalinan aksara yang dibina. Cela dan celah mungkin saja ada, tapi tak kunjung bisa aku temui, sekali lagi aku silau dengan pesona syairnya.

Jika engkau bukan seorang pencinta, maka jangan pandang hidupmu adalah hidup. Sebab tanpa Cinta, segala perbuatan tidak akan dihitung pada Hari Perhitungan nanti. Setiap waktu yang berlalu tanpa Cinta, akan menjelma menjadi wajah yang memalukan dihadapanNya.


Burung-burung Kesedaran telah turun dari langit dan terikat pada bumi sepanjang dua atau tiga hari. Mereka merupakan bintang-bintang di langit agama yang dikirim dari langit ke bumi. Demikian pentingnya Penyatuan dengan Allah dan betapa menderitanya Keterpisahan denganNya.

Wahai angin, buatlah tarian ranting-ranting dalam zikir hari yang kau gerakkan dari Persatuan. Lihatlah pepohonan ini ! Semuanya gembira bagaikan sekumpulan kebahagiaan. Tetapi wahai bunga ungu, mengapakah engkau larut dalam kepedihan ? Sang lili berbisik pada kuncup : “Matamu yang menguncup akan segera mekar. Sebab engkau telah merasakan bagaimana Nikmatnya Kebaikan.”

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun