Sebelum pertandingan, setelah pengundian yang dilakukan UEFA yang mempertemukan Bayer Munchen dan Barcelona, sudah saya prediksi bahwa Barcelona akan kalah. Analisisnya sederhana, pemain pertahanan Barca banyak didera cedera, kondisi Leonel Messi yang belum 100% fit, dan skema yang diracik Tito Vilanova lebih sederhana dibanding era Pep Guardiola sehingga lebih mudah dibaca lawan. Dan malam ini, nyata Barcelona remuk redam di Jerman.
Pesta Bayer Munchen dimulai pada menit 25, kala Thomas Muller memanfaat peluang yang ada di depan gawang Victor Valdes, proses dari tendangan sudut. Keterlambatan Gerrard Pique menutup pergerakan Muller dan kekurangsigapan Valdes menghalau bola, gol pertama tercipta. Pasca gol ini, Barcelona mencoba menguasi pertandingan dan memaksakan kedudukan imbang, tapi sayang tidak ada peluang besar yang tercipta. Bisa dikatakan shoot on goal yang dibukukan Barcelona 0, berbanding terbalik dengan Bayer Munchen, hingga babak pertama usai kedudukan 1-0 tidakĀ berubah.
Kelemahan mendasar yang dimiliki barcelona di sektor pertahanan betul-betul dimanfaatkan dengan baik oleh Bayer Munchen. Bartra yang menggantikanĀ Carlos Puyol secara individu tampil cukup baik, tapi koordinasi belum terlihat dengan baik, selalu ada gap antara Pique dan Bartra. Menit 49, skor kembali berubah, Munchen menambah perbendaharaan golnya lewat sepakan kaki Mario Gomez. Sedikit berbau offside, tapi tetap disahkan oleh wasit. Proses gol kedua hampir sama dengan gol pertama, dari corner kick. Perubahan yang diharapkan terjadi di Barcelona pasca gol kedua ini tak terlihat. Pemain yang paling payah tentu saya tujukan pada performa buruk Sergio Buosquet. Seperti pemain pelengkap saja, tidak ada kontribusi positif yang diberikan.
Menit 79, Arjen Robben menggandakan keunggulan tim tuan rumah. Pergerakan indahnya mampu mengecoh bek Barcelona sebelum menghempaskan bola ke gawang Barcelona. Sebenarnya kalau perangkat pertandingan jeli, seharusnya gol ketiga ini tidak disahkan. Terlihat jelas Muller menghalangi pergerakan Jordi Alba untuk menutup ruang gerak Robben. Gol ini semakin membuat pemain-pemain Bercelona tidak berkembang. Alih-alih ingin memperkecil ketertinggalan, 9 menit kemudian dari gol ketiga, Muller mencetak gol keduanya atau gol keempat Bayer Munchen. Muller memanfaatkan umpan cantik yang dilepas Alaba. Gol ini memberikan bukti bahwa pertahanan Barcelona sangat rapuh. Pertahanan yang payah.
Sampai Wasit meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, skor tetap bertahan 4-0, kemenangan Bayer Munchen atas Barcelona. Pertandingan cukup menarik dan sedikit kasar, hal ini ditandai dengan adanya 7 kartu kuning yang dikeluarkan wasit, 3 untuk tim tuan rumah dan 4 untuk tim tamu. Kekalahan ini cukup besar bagi Barcelona, berharap Barcelona dapat membalikkan keadaan di Catalunya nanti. Walau berat, tetapi perjuangan belum berakhir.
Tulisan ini saya buat karena tidak bisa tidur nyenyak, masih terpikirkan seandainya handsball Pique dan Sanchez direspon wasit, mungkin skornya 6-0. Pertandingan malam ini cukup mengecewakan, rela begadang berharap Barcelona menang, tapi sayang harap tak berujung indah. Akibatnya, tidur tak nyenyak dan kesyukurannya, saya bisa menulis kekecewaan ini. Untung saja, saya sudah shalat subuh, berharap pagi menemaniku mengarungi mimpiku, siapa tahu Barcelona menang di alam mimpiku dan salah satu golnya dicetak Messi. Salam pagi semuanya!