Aku pandangi daun layu itu, beberapa menit kemudian, angin sore menghempaskannya. Jatuh, semacam gembira menyambut hempasan itu, daun layu itu mengayun indah lambaiannya. Daun itu telah menemukan dunia yang lain. Rohnya seakan menyapaku "Jasadku tak indah lagi, dulu sedap dipandang karena hijaunya, sekarang, jasadku perlahan melebur, menyatu dengan tanah. Tapi dia tak mati secara hakikat, karena hancurnya pun masih memberi arti bagi kehidupanmu". Aku pandangi kembali daun yang telah gugur, perlahan lenyap karena debu yang menutupinya.
KEMBALI KE ARTIKEL