Setelah emosi reda, saya kemudian mempunyai ide cemerlang, meskipun sebenanrya ide itu sederhana saja pengerjaannya. Dua dos tempat sampah itu saya hias secantik mungkin dengan cara ditempel kertas kado. Agar pemandangan dos sampah tidak membosankan, maka gambar kertas kado itu harus sering diganti sehingga ukuran dos pun harus diperkecil. Dos ukuran kecil akan mempercepat sirkulasi sampah. Dos yang digunakan yaitu bekas bungkus mie instan. Semua sampah plastik dan kertas harus ditata rapi. Untuk memenuhi prinsip daur ulang, maka produk detergen yang digunakan harus sama sehingga warna bungkusnya juga sama. Kumpulan bungkus detergen ini kemudian disetorkan pada bank sampah dekat desa saya. Oleh penduduk setempat, bungkus-bungkus detergen yang sama warnanya itu kemudian ditata rapi, dijahit, dan dilapisi dengan kain blaco di dalamnya. Jadilah bungkus detergen menjadi tas belanja yang cantik. Teman-teman dosen dan mahasiswa menjadi tertarik dan ikut membelinya.
Jadi dampak dari usaha mempercantik dos sampah adalah suami tidak marah lagi, rumah tetap nyaman, dan saya tidak mengalami depresi lagi. Jadi kunci utama pengelolaan sampah non organik untuk skala rumah tanga yaitu penataan yang menarik, rapi dan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya.