Yang mana Gerakan tersebut dimulai dari  Kota Jakarta dan juga Yogyakarta. Pada awalnya mereka mengincar Perwira Tinggi dan Dewan Jenderal. Awalnya dari gerakan ini hanya bertujuan untuk menculik dan membawa paksa para Jenderal dan juga Perwira ke Lubang Buaya. Akan tetapi, setelah berangkat dan pulang apa yang terjadi ternyata bukan menculik para jendral ternyata beberapa prajurit daro Cakrabirawa yang memutuskan untuk membunuh Perwira Tinggi dan juga Jenderal yang mereka bawa ke Lubang Buaya.
Adapun beberapa pahlawan Dewan Jenderal dan juga Perwira Tinggi yang meninggal dunia karena kekejaman para anggota G30S/PKI di Lubang Buaya dintaranya;
1. Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani dia meninggal dunia di rumahnya, Jakarta Pusat. Sekarang rumahnya sudah menjadi Museum yang diberi nama Sasmita Loka Ahmad Yani.
2. Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono
3. Mayor Jenderal Raden Soeprapto
4. Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan
5. Mayor Jenderal Siswondo Parman
6. Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun yang meninggal dunia di rumahnya
7. Brigadir Jenderal Sutoyo Siswomiharjo
8. Kolonel Katamso Darmokusumo adalah korban dari tragedi G30S/PKI di Yogyakarta
Sesudah peristiwa tersebut, G30s sempat menguasai Kantor berita Radio Republik Indonesia (RRI) dengan baret dan sapu tangan hijau di area leher. Mereka sempat melakukan siaran langsung mengatakan kepada jendral bahwasanya menyatakan pembentukan Dewan Revolusi Indonesia.
Mereka masih memiliki niat untuk menyelamatkan Republik Indonesia dari Dewan Jenderal. Mereka menyatakan bahwa Dewan Jenderal merupakan gerakan kejahatan dengan disponsori oleh CIA dalam artian untuk menurunkan pemerintahan Soekarno.
Setelah hampir satu harian mereka menguasai RRI, adapun sekitar jam 7 malam WIB, hal itu pun berakhir setelah pasukan RPKAD berhasil mengambil alih RRI. Ada beberapa anggota PKI yang tertangkap, tetapi ada pula yang berhasil kabur.
Tanggal 1 Oktober pukul 21.00 WIB, RRI Jakarta mulai kembali menyiarkan suara resmi pemerintahan RI dan DKI Jakarta sebagai ibu kota dan dijaga sepenuhnya oleh ABRI. Sementara para anggota G30S menjadi buronan mungkin mereka masih ingin menggantikan pemerintahannya.
Adapun Salah satu Jenderal yang dinyatakan berhasil lolos selamat dari serangan PKI adalah AH Nasution. Namun, ada putrinya AH nasution yang bernama Ade Irma Suryani Nasution tidak bisa diselamatkan. Sementara itu, G30S PKI di Yogyakarta yang dipimpin oleh Mayor Mulyono menyebabkan gugurnya TNI Angkatan Darat, Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Sugiyono.
Kolonel Katamso merupakan Komandan Korem 072/Yogyakarta. Sedangkan Letnan Kolonel Sugiyono pada waktu itu dia merupakan Kepala Staf Korem.
Hubungan Nasution dan Soekarno semakin memanas setelah
beredarnya isu bahwa nanti akn ada genjatan dari Perwira-perwira tinggi 16
Angkatan Darat yang dibantu oleh CIA (Amerika Serikat) untuk
Menjatuhkan posisi Soekarno sebagai Kepala Negara.
disebutkan bahwa Dewan Jendral akan menyusun kabinet dengan Perdana Menteri Jendral Nasution dan Wakil Perdana Menteri atau Menteri Pertahanan Letnan Jendral Ahmad Yani, tetapi Nasution membantah isu itu dengan tegas dan bantahan Nasution dapat masuk akal karena sejak Nasution menyerahkan jabatan KSAD kepada Ahmad Yani hubungan mereka lebih renggang mungkin ada problem antara keduanya dan tidak mungkin Nasution akan bekerja sama lagi dengan Ahmad Yani untuk melakukan pengambilan kekuasaan. Isu itu disebar luaskan oleh PKI terhadap Jendral Angkatan Darat tidak lain karena PKI menginginkan kepercayaan Soekarno kepada Angkatan Darat semakin hilang, sehingga PKI dengan leluasa memanfaatkan Soekarno untuk kepentingan politiknya.
UUD 1945 sudah pernah diselewengkan dan mencapai puncaknya pada peristiwa G 30 S/PKI. 30 September 1965 merupakan puncak aksi PKI untuk memporak-porandakan keadaan politik di Indonesia. G 30 S/PKI merupakan peristiwa penting di Indonesia, dengan adanya peristiwa ini Demokrasi Terpimpin pimpinan Soekarno harus berakhir yang kemudian berakhir pula
kekuasaan Soekarno.
Hikmah dari peristiwa G 30 S/PKI bisa disimpulkan untuk kesadaran Bangsa Indonesia pada umumnya dan ABRI pada khususnya untuk melaksanakan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sehingga tidak sewena-wenanyang mereka lakukan.
Adapun pada 1 Oktober 1965 ini ada sejarah persaingan antara kekuatan komunis dan kekuatan antikomunis yang berkepanjangan dan rumit yang mana dia berbeda pendapat sehingga dia saling merebut.
Orde Baru yang kemudian akan digantikan ke Orde Lama mulai menapakkan kakinya untuk menyusuri jalannya sejarah. Berlangsung babakan baru bagi perjalanan bagi sejarah Indonesia. Makna Orde Baru disuarakan dalam dalam seminar Angkatan Darat merupakan suatu sikap mental yang mana tujuannya ialah menciptakan kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan kultural yang dijiwai oleh moral Pancasila, khusunya sila pertama yaitu: ketuhanan yang Maha Esa. Dalam skripsi ini penulis akan menyajikan bagaimana peran Jenderal Nasution seorang Jendral besar Angkatan Darat dalam peralihan kepemimpinan Orde Lama ke Orde Baru 1965-1969.