Penulis sebagai jurnalis online tentu saja menilai hal tersebut dari dua sudut pandang, Pertama; Pers Indonesia butuh media Kabar Baik lebih banyak. Artinya memang agak susah karena ada dogma atau agama dari seluruh wartawan Indonesia bahwa saat mulai menulis berita harus dengan awalan kalimat Bad News is A Good News.
Kedua, Pers Indonesia butuh kinerja cekatan dan profesional dari tiap kementerian atau BUMN yang memiliki Lembaga Layanan Informasi Publik. Bisa jadi itu humas atau publisis dari pihak ketiga. Tentu saja untuk rajin memberikan release apapun yang telah dikerjakan oleh Kementerian atau capaian dari tiap BUMN. Dan langsung mengirimkan ke tiap media agar dapat ditulis dengan baik.
Penulis pun menilai beberapa kementerian seperti Kemendag RI, Kemenkes RI atau beberapa lain sudah baik tapi untuk beberapa kementerian masih sepi apalagi kalau berbicara dengan BUMN. Padahal menulis tentang hal tersebut bisa jadi simple dan cepat dengan jejaring sosial atau kekuatan online via email atau pesan BBM bisa langsung sampai ke meja redaksi.
Hal pertama di atas tentang Media Kabar Baik, ini bukan Yellow Pages atau media Advertorial belaka tapi ingat BERITA itu PILIHAN. Apakah betul semua orang butuh BAD NEWS ? Bagaimana dengan GOOD NEWS ? Saat ada media yang 100% kontennya berkiblat pada Good News is A Beautiful News atau Inspiring News tentu saja memaksa semua pihak apakah itu institusi pemerintahan atau pejabat publik untuk punya kinerja positif.
Apalagi saat berita online bergerilya di jejaring sosial memudahkan orang luar atau calon investor mensalahtafsirkan tiap Bad News yang ditulis oleh jurnalis walau itu FAKTA.....!
Pentingkah Media penyeimbang atau paling tidak ada semangat Kabar Baik dari beberapa media yang mencoba mendeliver medianya untuk Positive News ?
Saatnya sambut tahun 2012 tentang Indonesia yang Be Better dan tetap SEMANGAT..........
Bagaimana Menurut Anda.........?