Saya bukan wanita Batak yang sedang jatuh cinta pada senyuman manis pria Ambon. Atau pernah menginjakkan kaki disana, dikota itu, kota yang terkenal dengan keindahan lautnya. Setahu saya, mereka suaranya kencang-kencang, tak jauh beda dengan orang Batak. Ini survey kecil-kecilan saya selama hampir 2 tahun didepan kamar kos saya persis banyak pria-pria Ambon
ngekos. Berisiknya minta ampun, apalagi musim bola begini. Dini hari jika lembur, teriakan mereka lepas seakan tak peduli jam, atau mungkin mereka tak punya jam. Senangnya adalah mereka suka menyanyi, suaranya enak. Lumayanlah empuknya ditelinga. Oh ia, saya bukan ingin bercerita tentang pria Ambon dengan kulit hitam manis mereka. Saya merasa harus memulai sekarang.
Sebuah Uraian, Beta Batak, Ose Maluku,,Lalu?? Hari ini saya dibuat terperangah dengan kisah nyata konflik antar agama di Maluku yang diangkat dalam sebuah film. Pernah melihatnya lewat berita, atau membacanya namun kali ini saya seperti terbawa pada kejadian itu. Hari ini, 19 Juni 2014, film ini serentak tayang di bioskop-bioskop seluruh Indonesia. Judulnya Cahaya dari Timur (Beta Maluku). Ini link wordpress Glenn Fredly yang menuliskan rentetan cerita dibalik pembuatan film ini
http://glennfredly.wordpress.com/2014/06/18/tinggikan/ “Filmnya hanya ada di Malang Town Square” dan itu membuat tiketnya muahal! :p
KEMBALI KE ARTIKEL