Presiden Joko Widodo-Megawati Soekarno Putri, jelas itu sangat layak dititeli 'perang dingin'. Sebuah perang antara Si Tukang Akrobat Cerdas Vs Si Lugu. Di mataku, Megawati itu sungguh cerdas, kecerdasaan genetiknya diperoleh dari sang ayah, Ir.Soekarno.
Power-nya digaet dari sana! Megawati sedang bercanda, meminta kadernya untuk resign dari PDI-P bila ogah disebut "Petugas Partai". Mengapa dua kata "Petugas Partai' ini tiba-tiba bermakna rendah? Negatif? Inilah sebuah keanehan, sebab petugas itu maknanya mulia-agung. Bisa jadi karena arti partai di Indonesia sudah rapuh, lemah dan konyol. Hingga kata Petugas Partai itu sebuah 'hinaan kecil', perendahan apatah lagi jika seorang presiden disebut petugas partai. Salahnya di manakah? Untuk kondisi temporer, belum ada ensiklopedi populer-kontemporer yang mendefenisikan "Petugas Partai' sebagai hal yang melecehkan, sebab bila itu pelecehan maka yang dilecehkan itu adalah Megawati sendiri. Ya,
Megawati pun petugas partai, Puan juga.
KEMBALI KE ARTIKEL