Adakah area wisata di tanah air yang menggaransi
visitor-nya terbebas dari jangkitan penyakit baru
(prevalence rate) atau gabungan penyakit baru-lama
(incidence rate) setelah melakukan rekreasi? Bila ada, penulis berniat ke tempat wisata itu. Hendak 'meneliti' lebih jauh soal frekuensi sterilisasi air di kolam renang (permandian), tentang
screening penyakit-penyakit kulit
(dermatitis) yang begitu gampang ditularkan lewat air
(water borne disease) dan jaminan bebas polutan, serta area tanpa asap rokok. Begitupun wajibnya fasilitas 'Klinik Wisata' di tempat wisata, demikian pula aktifkah petugas mengawasi penghuni kolam permandian? Seumpama seorang anak atas inisiatif sendiri (tanpa sepengetahuan ayah-ibunya) tiba-tiba bergabung dengan orang dewasa di kolam renang dengan tinggi air 125 Cm? Mengapa penulis tergamit akan tanya itu? Sebab, penulis mengamati seksama, pandangi dari dekat akan 'gesture' tempat-tempat wisata kita. Tanya ini termunculkan setelah penulis dan keluarga, kemarin (22 Maret 2015) sambangi sebuah tempat wisata lokal, di sebuah
water boom di
Maros, Sulawesi Selatan.
KEMBALI KE ARTIKEL