Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Ombak Meratap di Losari

9 Maret 2015   10:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:57 50 9
Terkail di pukat cinta. Terjebak, keluhmu. Tak sanggup pisah, pun tak kokoh tapaki liukan kisah cinta ini. Berduri, katamu. Terjal, bilangmu. Bertebing-tebing! Lalu engkau marah. Tahukah engkau, marah karena rindu, itu tragedi. Rindu karena marah, itu kemuliaan. Dan...., engkau melirik sepotong kayu kering, tergeletak di pasir itu. Bergegas engkau genggam, ayunkan ke arahku. Punggungku telah rela didentum kayu cinta. Hendak memukul tubuhku, rupanya. Melemah ayunan kayu itu berderak-derak, engkau lepaskan dan sembab matamu. Janur tua nyiur di kepala kita, berbaris melambai, memandang engkau dan aku. Kemudian, engkau dekap aku, memadu, bergunung rasa, memadu lagi, berdakian bahagia itu. Dan, berbisiklah engkau sangat perlahan: "Aku mencintaimu". Kudiam! Takut berucap sepotong kata. Kutakut meluka!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun