TANGGUH! Itu ucap hatiku, kala penerbangan langsung Makassar-Kuala Lumpur, desember silam. Dialah
Air Asia, cuaca sangatlah buruknya, saat itu. Selama 3 (tiga) jam lebih, di perut maskapai milik Kerajaan Malaysia ini, kilat berkelip-kelip, kerap masuk ke ruang pesawat, hujan demikian deras, ditambah diam membisunya para penumpang. Suasana mencekam membuat penulis telah pasrah. Bila takdir meninggal di udara, tak mungkin di daratan.
KEMBALI KE ARTIKEL