Pram disini, siapa lagi kalau bukan sosok yang memiliki nama lengkap Pramudya Ananta Toer, salah seorang sastrawan terkemuka kebanggaan Indonesia. Penulis roman trilogi pulau Buru yang mendunia, tapi di negerinya sendiri saat itu penuh dengan kontroversi. Betapa tidak. Sebagai tahanan politik rezim orde baru Pram -- demikian orang memanggilnya, karya tulis dari tangan emasnya tersebut dilarang beredar. Sementara di sisi lain khalayak pembaca yang haus dengan literasi bermutu dibuat penasaran.
KEMBALI KE ARTIKEL