Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Ego Politikus di Negeri Baliho

14 Agustus 2021   18:43 Diperbarui: 14 Agustus 2021   18:49 213 4
21 Juli 1969, Pukul 09.56 WIB, Neil Amstrong, komandan Apollo 11, yakni misi luar angkasa Amerika Serikat,  berhasil mencatatkan namanya sebagai manusia pertama yang menjejakkan kakinya di bulan yang beberapa menit kemudian disusul oleh rekannya, Buzz Aldrin.

Berita keberhasilan misi luar angkasa negara Paman Sam tersebut sungguh menggemparkan dunia saat itu. Bahkan sampai saat ini mereka berdua, plus satu orang lagi awak  pesawat ruang ang Apollo 11 yang bernama Michael  Collins, yang hanya mengitari bulan, dan tidak ikut mendarat, masih tetap dikenang, dan tercatat dalam sejarah peradaban manusia.
-
Belakangan ini, di negeri yang penduduknya sedang dicekam ancaman pandemi Covid-19 ini,  dihebohkan dengan beredarnya billboard, atau baliho bergambar tokoh-tokoh politik. Antara lain Puan Maharani, Airlangga Hartarto, Muhaimin Iskandar, dan Agus Harimurti Yudhoyono.

Bukan, bukan kata-kata, atau kalimat penyejuk maupun ajakan untuk menaati protokol kesehatan misalnya yang menyertai gambar mereka di dalam baliho tersebut. Seperti yang ditemui dalam baliho ketua DPR RI, yang notabene Ketua DPP PDIP, Puan Maharani, malah kalimat "Kepak sayap kebhinekaan" justru mengundang netizen untuk mengunggah meme yang seakan-akan Puan sudah menjejakkan kakinya di bulan bersama Neil Amstrong.

Demikian juga dengan tokoh-tokoh politik lainnya yang disebut di atas. Mereka semua hadir dengan gambarnya itu memiliki kesan kuat hanya sekedar mempromosikan diri. Siapa tahu elektabilitas dan popularitasnya bisa jauh tinggi melonjak naik. Sama sekali tidak ada kalimat empati sedikitpun terhadap situasi dan kondisi yang sedang penuh keprihatinan di negerinya sendiri ini.

Sehingga tak pelak lagi apabila masyarakat menilai tokoh-tokoh politik tersebut hanya sedang memamerkan egonya belaka, bahwa untuk untuk meraih popularitas, pilihan satu-satunya adalah dengan memajang gambar diri di setiap sudut kota hingga pelosok desa, dan sama sekali tidak secuil pun di dalam hatinya memiliki kepedulian terhadap rakyatnya yang notabene bakal menentukan nasibnya - termasuk partai politik yang mengusungnya menjelang pesta demokrasi mendatang.

Sehingga timbul pertanyaan, sedemikian naifnya-kah isi kepala politikus tersebut, atau memang sudah begitu degil dan bebalnya sikap manusia yang telah dikuasai syahwat berkuasa, sehingga membutakan mata dan hatinya akan rakyatnya yang menjerit-jerit karena terjepit nasib?

Entahlah. Tapi yang jelas pada umumnya masyarakat tetap mengecam, atau paling tidak mentertawakan kelakuan mereka - para tokoh politik itu, tentunya. Kecuali para penyokong setia yang berharap kecipratan anugerah jabatan - apabila ditakdirkan Tuhan mendapatkan Raihan suara terbanyak, yang akan berbusa-busa memberikan seribu argumen yang tetap saja sulit diterima khalayak banyak.

Akan tetapi, melihat sikap masyarakat dalam menilai tokoh-tokoh politik yang menghambur-hamburkan anggaran untuk memajang gambar dirinya pada billboard, atau baliho tersebut di atas, bisa jadi bukan perolehan elektabilitas tinggi yang didapat, melainkan bumerang makan tuan yang akan mengerdilkan mereka sendiri, berikut partai politiknya juga akan karam diterjang gelombang antipati dari seluruh rakyat di negeri ini.
-
Memang benar, Puan Maharani (PDIP), Airlangga Hartarto (PG), Muhaimin Iskandar (PKB), dan AHY (PD), sepertinya sedang terbuai oleh sebuah mimpi. Dalam mimpinya mereka sedang bersaing untuk menjadi orang pertama yang menjejakkan kakinya di bulan. Agar tercatat oleh sejarah... Eh, supaya populer seperti Neil Amstrong??? ***

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun