Lima sepeda motor, di antaranya dua jenis bebek, dan selebihnya jenis matik dari berbagai merek, melintas di depan warung kopi langganan kami. Suara knalpotnya lumayan membikin pekak telinga. Kami lihat pengendaranya sepuluh orang anak baru gede dari kampung sebelah. Dan sebagaimana penampilan anak muda jaman kiwari, “Sangat memprihatinkan, sekaligus membuat kita tertawa,” kata Ajengan Sobri, suatu saat, dalam pengajian mingguan di madrasah kampung kami.
KEMBALI KE ARTIKEL