Pacar saya, yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di kota B, tiba-tiba saja mengirim undangan pernikahan yang dititipkan pada adiknya, teman sekelas saya di SMA. Awalnya saya tidak percaya dengan kenyataan itu. Bahkan saya punya pikiran kalau undangan pernikahan itu hanyalah sebuah
testcase, sejauh mana saya mencintai dirinya. Atawa, dugaan saya yang kedua, adalah dia sedang menguji mental saya, karena usia kami yang jauh berbeda. Saya 17, dan pacar saya sudah lewat seperempat abad.
KEMBALI KE ARTIKEL