UNTUK menyatakan sebuah kebenaran, seorang penulis harus berhadapan dengan tirani kekuasaan. Dan tampaknya itu telah menjadi suatu suratan. Kita tentu masih ingat, bagaimana seorang Socrates dituntut untuk meminum secawan racun. Lalu di Rusia seorang Boris Leonidovich Pasternak dikucilkan. Demikian juga beberapa penulis di negeri ini, seperti Mochtar Lubis dipenjara oleh tirani Orde Lama. Pramudya Ananta Toer yang lama dibuang di Pulau Buru, terlepas dari faham komunisme yang dituduhkan sebagai musuh besar bangsa Indonesia. Demikian juga WS Rendra beberapa kali mengalami pencekalan atas pementasan beberapa dramanya.