Kutempuh jalan-jalan lengang, derita-Mu
menghadang
Demikian tertib nasib menyalib
Dari pusat hari-hari-Mu yang rumit
Kutempuh jalan-jalan sepi, cinta mekar dalam
bunga-bunga sunyi
Hidup berbeban juang, sepanjang tubir hari-hari
yang garang
Tak berdalih, antara derita dan ketawa
Makna hidup latah cinta, gelepar-Mu yang
menggemuruh di dada
Usai membaca ulang kutipan bait-bait puisi yang berjudul Kutempuh Jalan-jalan Lengang (1974), karya sasterawan Korrie Layun Rampan, membuat saya kian terhenyak manakala dilanjutkan dengan membaca sebuah berita tentang teror penembakan mobil Amien Rais yang terjadi Kamis dinihari (06/11/2014) di rumahnya.
Sungguh. Secara pribadi saya merasa prihatin membaca berita tersebut. Dan teror yang menimpa salah seorang tokoh Muhammadiyah ini merupakan kejadian terahir dari berbagai peristiwa sebelumnya yang cukup menghebohkan ahir-ahir ini. Misalnya saja saat Pilpres lalu, pendiri Partai Amanat Nasional ini, pernah menyatakan dirinya akan bernazar untuk berjalan kaki Yogyakarta – Jakarta kalau pasangan Jokowi-JK menang. Dan ketika Jokowi-JK mengalahkan pasangan Prabowo-Hatta yang dijagokannya, ternyata nazarnya itu sampai hari ini belum dilaksanakannya sama sekali. Otomatis hal itu menimbulkan banyak cemoohan – terutama dari para Netizen di media sosial.