KOMENTAR
Puisi
Wuhan Shake dan Budaya Kita
18 Desember 2020 09:46
Diperbarui: 18 Desember 2020 09:52
154
48
Kegaduhan dan keriangan Di pojok-pojok tongkrongan Adalah nada kehidupan dan nafas keseharian Jalanan menggerumut Pasar dan pertokoan tempat paling ribut Dan klakson-klakson paling pekak di buntut *** 19 Desember 2019, duka di waktu gerimis Hingga sepi menjelma iblis-iblis Dan kita, mencoba menahan tangis Ribuan burung gagak menambah duka di angkasa Barisan nyamuk raksasa merayap di dinding-dinding buta Manusia-manusia, sempat tertegun di dunia maya *** Kota demi kota mati suri Desa-desa mengurung diri Hidup seperti digantung sendiri Yang normal menjadi tidak normal Kita paksa jalani di semua kanal Demi nafas yang siap dipenggal *** Topeng-topeng kehidupan Menghiasi jalanan dan perkantoran Pun keramaian semakin dihindarkan Tiap hari sosial media menebar duka Tak pandang sahabat pena Bahkan keluarga yang paling berharga *** Kita masih berduka kawan Atas nama kesehatan dan keselamatan Manusia-manusia gigih mencari celah kehidupan Dimulai dan mungkin akan diakhiri dari berkebudayaan Semoga… Probolinggo, 18 Desember 2020
KEMBALI KE ARTIKEL