Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Perempuan Senja

23 November 2020   13:06 Diperbarui: 23 November 2020   13:10 348 97

Perempuan Senja, kata mereka

Disemat atas nama pembenaran

Dilahirkan takdir di waktu gelap malam


Senja, mempertontonkan sandiwara kehidupan

Bahkan di sudut-sudut kota, topeng-topeng memainkan lirikan

Sinis dan kadang bengis, tanda tanpa kata menyapa kesunyian


Kehidupan malam, bagi perempuan senja, seumpama kawan

Kawan derita, juga kadang bahagia, lebih pada derita hati

Yang terus dipeluknya, walau kematian menghantui


Di hatinya, perempuan senja berbisik,”Aku lebih bahagia dipanggil Bunda”

Di akhiri titik,”Bunda yang selalu dipaksa merayu senja”

Hingga,“Aku bahagia tanpa air mata”


Mengapa?

“Sebab air mata tak pantas kuberikan pada mereka”

Anak-anakku tercinta, di sana  


Probolinggo. 22 November 2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun