KOMENTAR
Puisi
Pilihan
Ketika Tanda Tanya Membola
17 Oktober 2020 15:19
Diperbarui: 17 Oktober 2020 15:23
247
60
Hai... Engkau tancapkan tombak di dagumu Menopang tanya Tanya yang menggelinding Dan menggelombang di kotak itu Karena kau diam, akupun diam Kita nikmati yang ada Menikmati hiruk pikuk yang belum mampu didiamkan itu Dan kembali menghadirkan tanda tanya, mungkinkah membola dan meledak? Tiba-tiba engkau menangis Menangisi tragedi yang tertutup rapat di kotak pandora Padahal, sudah banyak cara untuk membukanya, hanya putus asa hasilnya Katamu terbata-bata diiringi sedu sedanmu nan mendayu-dayu Aku diam Diamku bukanlah simbol kebisuan ataupun ketulian yang biasa kau semat Manakala telinga seakan tak mendengar dan mulut saling kunci rapat Sebab aku berpikir, mengapa tanda tanya selalu ada? Engkau beringsut, mendekat Tanganmu kau lambai-lambaikan di depan mataku Menggoda ketajamanku, tajam untuk melihat dan membaca Bahkan menuliskan prediksi-prediksi, andaikan ledakan-ledakan terjadi Akankah ledakan-ledakan meluluh-lantakkan negeri ini? Berkeping-keping dan berdarah-darah serupa di jazirah itu? Ataukah kanibalisme menampakkan wujudnya seperti yang dulu-dulu itu? Sesungguhnya, negeri indah ini dalam incaran kuku-kuku tajam kekuatan global Yang kita belum menyadarinya, ataukah ada yang sudah bermain di dalamnya Suara bedug dan lonceng Menyadarkan lamunan kita Untuk menyudahi tanda tanya Untuk segera berdo'a pada-Nya Untuk segera menyadari, arti tanda tanya-tanda tanya yang masih membola Kademangan, 17.10.2020
KEMBALI KE ARTIKEL