Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Puisi | Kota Mati

20 Juni 2020   00:41 Diperbarui: 20 Juni 2020   06:11 197 30

Kota ini belum pernah mati

Tak lelah memutar rembulan dan matahari

Masih memungut do'a-do'a

Yang tercecer di trotoar

Di sore berpayung awan



Diantara patung para dewa

Nyanyian agung membentur ombak

Menyeponggang menghantam cadas

Merasuk dalam relung penikmat duniawi

Diantara wangi bunga dan padupan



Waktu yang berkelindan

Berderak di putaran nasib Maha Kuasa

Jalanan terseok, gelombang laut melambat

Menepikan perahu-perahu yang membisu

Mengunci roda kehidupan desa dan kota



Orang-orang pinggiran

Merangkak diantara jejaring pagebluk

Orang-orang gedongan

Berdiam diri di sangkar emas

Sedang penguasa, sibuk menghitung rugi-laba



Kota yang kini mati

Bukan karena senjata perang

Yang memuntahkan peluru dari keangkuhan

Matinya kota

Disebab pikiran dan ulah manusia



Gilimanuk, 17.06.2020

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun