Tak lagi kubuat siang
Mengapa?
Di situ cahaya redup
Bukan oleh olah pena penyair
Jemarimu yang terkantuk-kantuk,
Belum waktunya menilai
Dan menulisnya
Dengan tinta merah
Yang kau gores di deretan kanvas
Jutaan, bahkan milyaran kata
Masih berdatangan, di bilik ini
Ada yang dari angkasa
Dari samudera
Bahkan dari penjara
Hati ini, masih iba kepada kata
Kutulis dan kugantung lagi di puncak harapan
Nyatanya...
Masih kau gelindingkan
Di luar gelanggang