Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Pemakzulan di Titik Nol

1 November 2021   00:15 Diperbarui: 1 November 2021   00:18 178 20
sudahlah,
mungkin kita telah benar-benar capek
tak usah berpura-pura bahagia
dunia kita sedang berputar tidak pada porosnya
kerana porosnya telah keropos
termakan oleh seribu dusta
produk jaman kalabendu
yang menari-nari pada ujung lidah
yang menggenggam
yang mencengkeram
di antara percampuran
para penghamba hidup dan kehidupan

sudahlah,
sudah saatnya kita selesaikan secara adat
sebagaimana ketetapan warisan leluhur
jika hitam ya hitam
jika putih ya putih
tak ada kepura-puraan
tak ada tipu-tipu
sebagaimana air yang mengalir
sebagaimana ombak yang menghempas
sebagaimana ketetapan hati
tidak seperti awan di awang-uwung
tidak seperti bayangan pada cermin retak

sudahlah,
telah tiba saatnya untuk bergerak
tak perlu lagi menunggu matahari terbenam
tak elok lagi membiarkan batu menggelinding
di ngarai tak bertuan
di nagari pelipat adat
di tanah pemunahan tata krama
di antara mata-mata yang memata-matai
di tengah-tengah tembok-tembok pelipur lara
kaum jelata yang melata
kaum yang meratapi pagi menangisi malam
kaum yang sudah seharusnya melakukan pemakzulan di titik nol

sumurserambisentul, 01 November 2021
arrie boediman la ede

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun