Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Menghasut di Titik Nol

12 November 2020   13:15 Diperbarui: 12 November 2020   13:35 287 15
sebagaimana,
cara berpikir tuan pseudo gentleman
titah sang nyonya pewaris pelaris tahta
pelakon-pelakon hasutan
mestikah diabaikan?
hm, lupakan dulu sejenak
simak apa kata mereka

kata tuan pseudo gentleman:
inilah kita
di sini kita berada
di tanah ini
tanah yang semakin gembur
oleh sebab akibat
polah kedangkalan sumur akal
dalam penafsiran-penafsiran
kesalahkaprahan hal ihwal demokrasi
lalu, apakah kita telah terpenjara dalam demokrasi semu?

pseudo demokrasi?
perihal ini, apa yang ada dalam pikiran kita?

kata nyonya pewaris pelaris tahta:
siapa saya?
saya demokrasi
saya anak bangsa pelindung kerabat
maka saya ada
tanpa saya, takada demokrasi
takakan pernah ada paham liberalis kapitalis borjuism di tanah ini
tanah yang diwariskan oleh bapak saya
tanah yang khusus untuk peternak hasutan yang dilindungi

apakah kita telah terwarisi budaya agitasi?
siapakah kita?

kata pelakon hasutan-hasutan:
inilah aku
aku satu, wajahku beribu-ribu
tanganku berjuta-juta
lidahku bercabang-cabang
tak peduli melanggar hukum; kerana aku adalah pengatur hukum
yang berafiliasi dalam jaringan kolektif kolegial prabayar dan pascabayar
yang berhimpun dalam satu kumparan kebanalan akal budi pekerti
itulah aku yang diberi tugas khusus: menghasut di titik nol

sumurserambisentul, 12 november 2020
arrie boediman la ede

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun