Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Andi Ameera, Asenna

15 September 2020   18:44 Diperbarui: 18 September 2020   00:40 255 27
Andi Ameera, asenna
dari wajahnya terpancar cahaya ratna mutu manikam
senyumnya mendinginkan teriknya matahari
yang mampu menggoyahkan batu cadas gunung bawakaraeng
yang bisa mengairbahkan sungai jenneberang

Andi Ameera nama pemberian datuknya, Ameera berarti putri, pemimpin
hatinya terbuat dari mutiara, dia lembut melebihi lembutnya kain sutera bugis
dia putri bangsawan berdarah bugis makassar, putri pemangku adat
dia telah meruntuhkan keangkuhan lelaki-lelaki bangsawan bugis makassar
lelaki-lelaki kaum andi, karaeng, daeng, anak cucu kaum petta, tetta, puang dan datuk

Andi Ameera, dia pandai memintal benang dan menenun kain sutera
sebagaimana perempuan bugis makassar yang menjunjung tinggi amanat adat
dia sangat menyukai sinrillik dan pakacaping lagu kegemarannya
dia pun pandai menari; tari pakarena kesukaannya
gerak gemulai tubuhnya merontokkan jiwa ribuan lelaki-lelaki tak berhati

Meer, nama panggilan kesayangan yang kuberikan kepadanya
nama yang berarti danau dalam bahasa belanda dan laut dalam bahasa jerman
ya Meer, dia seperti danau yang bening, damai dan membawa kesejukan hati
namun, dia pun bisa menjadi laut yang bergejolak dan akan memecah karang seketika, tanpa syarat
ya dialah Ameera-ku, Meer-ku, Meer putri yang mencintai kesederhanaan hidup

"hingga suatu hari di duapuluh tahun yang lalu; tudang sipulung keluarga besarnya menggilas harapan, cita-cita dan cintanya; cinta kepada lelaki penyemangat hidupnya; cinta dan cita-cita membangun mahligai kehidupan, kebahagian, kesederhaan hidup di antara adat dan kemewahan yang memenjarakan kebebasannya dalam memilih pasangan hidupnya"

bahwa sesungguhnya tak ingin lagi kubercerita banyak tentangnya; tentang Ameera-ku perempuan terkasih yang kini berada di kota ini, kota yang kujadikan ladang pertarungan hidup
kota tempat pelarianku dari harapan-harapan yang menghablur; harapan yang telah terkubur dikedalaman tanah leluhur, tanah yang pernah memberikan taman-taman bestari seribu bunga bagi dua hati insani;

Meer, maafkan diri yang dha'if ini
diri yang telah kehilangan kelelakian, kesejatian, seperti yang pernah kau banggakan, dulu
lelaki yang hari ini melarikan jiwa raganya dari rasa rindumu yang membumi
lelaki yang telah berkali-kali membasuh lukanya dengan kesadaran dan kesabaran menyemesta
lelaki yang sesungguhnya telah patah arang;

: maafkan diri yang sedang tak berdaya ini Meer,
kumohon perkenanmu memberikan kesempatan pada jiwa yang telah mengering di tubuh yang tak muda lagi ini; agar kembali membasah sebagaimana jiwa lelaki yang dulu pernah kau miliki;

sumurserambisentul, 15 september 2020
arrie boediman la ede

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun