Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Pilihan

Ketika "Badut-badut" Menyerbu Jakarta

13 September 2020   17:37 Diperbarui: 13 September 2020   17:40 185 24
: o mai gat, jakarta makin macet
pengguna jalan makin brutal
saling serobot di jalan yang makin sempit
senggol sedikit, perkara besar
tak lupa langsung pasang muka seram seperti badut

jalan-jalan jakarta di landa macet
mobil angkot lambung kiri lambung kanan
serobot sana sini oleh sopir selebor
demi mengejar setoran wajib
kepada tuannya juragan sapi perah  merangkap juragan badut

: prit, prittt, prriiiiiitttt....
: nguing, nguing, nguing....

: o mai gat lagi, ada si tuan anu mau lewat dikemacetan jakarta
sirine dari voorijder seperti suara seribu lebah mengaum-ngaum minta jalan
mengawal mobil mewah berkaca gelap, segelap warna aspal panas jakarta
tuan anu itu merasa jalan se-jakarta raya warisan leluhurnya
warga jakarta yang lugu cuma bisa bilang: "wow badut itu belagu banget!"

beginilah jakarta,
jakarta yang makin panas,
tetiba saja banyak dikunjungi orang-orang berwajah seperti badut, entah dari mana;
mereka ikut-ikutan panas, ikut-ikutan mengompori  
ikut-ikutan menggoreng dan mempolemikkan kebijakan PSBB;

inilah jakarta, sedang diserbu virus
mulai virus corona hingga virus dari kaum penebar opini ala kadarnya
di media-media mainstream, di media-media sosial
di ruang-ruang parlemen, di meja-meja birokrasi
di kursi-kursi panas para pemburu jabatan dan penghamba tahta  

sudahlah tuan-tuan, warga jakarta sedang berjuang melawan covid dengan caranya
jakarta sedang membangun imun warganya
jakarta sedang membenahi tata atur menjaga warganya
opini-opini sesat kalian diberbagai media tak laku di jakarta
cukuplah badut-badut itu hanya ada di sepanjang kemacetan jalan jakarta; jangan di tambah lagi dengan hadirnya kalian;

sentalsentilserambisentul, 13 september 2020
arrie boediman la ede

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun